Senin, 05 November 2012

Budidaya Ikan Kerapu


Pada pembudidayaan ikan kerapu, terlebih dahulu harus melalui proses pembenihan. Setelah itu, dilakukan tahap pemeliharaan dan seleksi induk. Pemeliharaan induk dilakukan dikurungan apung. Pemberian pakan dilakukan sehari sekali.
Pemeriksaan induk kerapu jantan dalam kematangan gonad menggunakan metode stripping. Setelah dilakukan seleksi induk jantan dan betina yang sudah matang, dipindahkan ke bak pemeliharaan yang sekaligus bak pemijahan. Pemijahan ikan kerapu dilakukan dengan metode pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan serta pemijahan alami dengan rangsang hormonal.
Pembenihan Ikan Kerapu
·         Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya ikan kerapu adalah ketersediaan benih siap tebar baik dalam jumlah maupun mutu.
·         Dalam pembenihan ikan kerapu atau ikan-ikan laut lainnya dibutuhkan beberapa sarana untuk terlaksananya kegiatan tersebut, antara lain: tangki pemijahan, bak penetasan telur, bak pemeliharaan larva. Sedangan alat yang digunakan adalah penyiponan dan alat-alat pemanenan benih seperti alat grading, kain kasa dan serok.
Pemeliharaan dan Seleksi Induk
·         Pemeliharaan induk kerapu dilakukan dikurungan apung dengan ukuran 3 x 3 x 3 m3 dengan kepadatan 10 kg/m3. Pemberian pakan dilakukan sekali sehari dengan dosis 3-5% pada musim pemijahan dan 10% di luar musirn pemijahan dan total biomas. Pakan yang diberikan adalab ikan rucah dengan kadar protein tinggi dan kadar lemak rendab seperti ikan selar, tanjan, dan japub. Untuk meningkatkan fertilitas induk jantan dan betina diberi vitamin E dengan dosis 60-100 lU/ekor/minggu.
·         Pemeriksaan induk jantan dalam kernatangan gonad menggunakan metode stripping (diurut). Induk jantan dianggap matang kelamin bila sperma yang keluar berwarna putih susu kental dan volume cukup banyak. Syarat lain bahwa induk siap memijah adalah sehat, pergerakan lincah, tidak cacat, warna kulit cerah dan mata bening.
·         Setelah dilakukan seleksi induk jantan dan betina yang matang kelamin, induk dipindahkan dalam bak pemeliharaan yang sekaligus sebagai bak pemijahan, yang terbuat dari beton yang berkapasitas 100 ton dan sebelumnya telah diisi air laut dengan salinitas 32 ppt dengan kedalaman air 150 cm.
·         Untuk menjaga kualitas air media pemeliharaan perlu dilakukan penggantian jaring minimal sebulan sekali, sedangkan untuk pergantian air di bak beton dilakukan setiap hari.
Pemijahan
·         Pemijahan ikan kerapu dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan serta pemijahan alami dengan rangsang hormonal.
·         Pada dasarnya pemijahan alami dengan sistem manipulasi lingkungan adalah suatu metode pemijahan dengan menggunakan kejut terhadap parameter lingkungan. Parameter tersebut antara lain suhu, salinitas dan pasang surut. Metode ni dianggap memiliki kelebihan disbanding dengan metode manipulasi rangsang hormonal, karena biaya relative murah juga dapat dihindari kemungkinan terjadinya efek samping pada induk ikan.
·         Tangki atau bak pemijahan terletak di luar ruangan dan di dalam ruangan, yang terbuat dari semen atau dan fiber glas yang dilapisi semen. Tangki atau bak mi berbentuk bulat dengan dasar miring ke tengah, dengan ukuran diameter 2.75 m dan tinggi 1.75 m atau 3.0 m.
·         Tangki atau bak ini dilengkapi dengan aerator yang berasal dan ‘root blower’. Outlet dan tangki terletak di tengah-tengah yang dilengkapi dengan pipa paralon. Perbandingan induk jantan dan betina yang digunakan dalam satu bak pemijahan yaitu dua ekor jantan dan tiga ekor betina.
·         Teknik pemijahan dengan metode manipulasi hormon dilakukan dengan cara penyuntikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dan Puberogen pada induk jantan dan induk betina matang kelamin.
·         Sebelum dilakukan penyuntikan, induk jantan dan betina dibius terlebih dahulu dengan menggunakan ethylene glycol monophenylether dengan dosis 0. 1 ppt. Penyuntikan hormon dilakukan secara intramuscular dibagian bawah sirip dorsal. Penyuntikan sebaiknya dilakukan dirongga antara 2 sirip dan membentuk sudut 45°C.
·         Alat-alat yang dipakai dalam proses penyuntikan harus dalam keadaan bersih dan steril untuk menghindari terjadinya infeksi. Hal yang diperhatikan lagi dalam penyuntikan mi adalah dalam alat suntik tidak boleh ada gelembung udara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar