Pada
pembudidayaan ikan kerapu, terlebih dahulu harus melalui proses pembenihan.
Setelah itu, dilakukan tahap pemeliharaan dan seleksi induk. Pemeliharaan induk
dilakukan dikurungan apung. Pemberian pakan dilakukan sehari sekali.
Pemeriksaan induk kerapu jantan dalam kematangan gonad menggunakan metode stripping. Setelah dilakukan seleksi induk jantan dan betina yang sudah matang, dipindahkan ke bak pemeliharaan yang sekaligus bak pemijahan. Pemijahan ikan kerapu dilakukan dengan metode pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan serta pemijahan alami dengan rangsang hormonal.
Pemeriksaan induk kerapu jantan dalam kematangan gonad menggunakan metode stripping. Setelah dilakukan seleksi induk jantan dan betina yang sudah matang, dipindahkan ke bak pemeliharaan yang sekaligus bak pemijahan. Pemijahan ikan kerapu dilakukan dengan metode pemijahan alami dengan manipulasi lingkungan serta pemijahan alami dengan rangsang hormonal.
Pembenihan Ikan Kerapu
·
Salah
satu faktor penentu keberhasilan dalam budidaya ikan kerapu adalah ketersediaan
benih siap tebar baik dalam jumlah maupun mutu.
·
Dalam
pembenihan ikan kerapu atau ikan-ikan laut lainnya dibutuhkan beberapa sarana
untuk terlaksananya kegiatan tersebut, antara lain: tangki pemijahan, bak
penetasan telur, bak pemeliharaan larva. Sedangan alat yang digunakan adalah
penyiponan dan alat-alat pemanenan benih seperti alat grading, kain kasa dan
serok.
Pemeliharaan dan Seleksi Induk
·
Pemeliharaan
induk kerapu dilakukan dikurungan apung dengan ukuran 3 x 3 x 3 m3 dengan
kepadatan 10 kg/m3. Pemberian pakan dilakukan sekali sehari dengan dosis 3-5%
pada musim pemijahan dan 10% di luar musirn pemijahan dan total biomas. Pakan
yang diberikan adalab ikan rucah dengan kadar protein tinggi dan kadar lemak
rendab seperti ikan selar, tanjan, dan japub. Untuk meningkatkan fertilitas
induk jantan dan betina diberi vitamin E dengan dosis 60-100 lU/ekor/minggu.
·
Pemeriksaan
induk jantan dalam kernatangan gonad menggunakan metode stripping (diurut).
Induk jantan dianggap matang kelamin bila sperma yang keluar berwarna putih
susu kental dan volume cukup banyak. Syarat lain bahwa induk siap memijah
adalah sehat, pergerakan lincah, tidak cacat, warna kulit cerah dan mata
bening.
·
Setelah
dilakukan seleksi induk jantan dan betina yang matang kelamin, induk
dipindahkan dalam bak pemeliharaan yang sekaligus sebagai bak pemijahan, yang
terbuat dari beton yang berkapasitas 100 ton dan sebelumnya telah diisi air
laut dengan salinitas 32 ppt dengan kedalaman air 150 cm.
·
Untuk
menjaga kualitas air media pemeliharaan perlu dilakukan penggantian jaring
minimal sebulan sekali, sedangkan untuk pergantian air di bak beton dilakukan
setiap hari.
Pemijahan
·
Pemijahan
ikan kerapu dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pemijahan alami
dengan manipulasi lingkungan serta pemijahan alami dengan rangsang hormonal.
·
Pada
dasarnya pemijahan alami dengan sistem manipulasi lingkungan adalah suatu
metode pemijahan dengan menggunakan kejut terhadap parameter lingkungan.
Parameter tersebut antara lain suhu, salinitas dan pasang surut. Metode ni
dianggap memiliki kelebihan disbanding dengan metode manipulasi rangsang
hormonal, karena biaya relative murah juga dapat dihindari kemungkinan
terjadinya efek samping pada induk ikan.
·
Tangki
atau bak pemijahan terletak di luar ruangan dan di dalam ruangan, yang terbuat
dari semen atau dan fiber glas yang dilapisi semen. Tangki atau bak mi
berbentuk bulat dengan dasar miring ke tengah, dengan ukuran diameter 2.75 m
dan tinggi 1.75 m atau 3.0 m.
·
Tangki
atau bak ini dilengkapi dengan aerator yang berasal dan ‘root blower’.
Outlet dan tangki terletak di tengah-tengah yang dilengkapi dengan pipa
paralon. Perbandingan induk jantan dan betina yang digunakan dalam satu bak
pemijahan yaitu dua ekor jantan dan tiga ekor betina.
·
Teknik
pemijahan dengan metode manipulasi hormon dilakukan dengan cara penyuntikan
hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) dan Puberogen pada induk jantan dan
induk betina matang kelamin.
·
Sebelum
dilakukan penyuntikan, induk jantan dan betina dibius terlebih dahulu dengan
menggunakan ethylene glycol monophenylether dengan dosis 0. 1 ppt. Penyuntikan
hormon dilakukan secara intramuscular dibagian bawah sirip dorsal. Penyuntikan
sebaiknya dilakukan dirongga antara 2 sirip dan membentuk sudut 45°C.
·
Alat-alat
yang dipakai dalam proses penyuntikan harus dalam keadaan bersih dan steril
untuk menghindari terjadinya infeksi. Hal yang diperhatikan lagi dalam
penyuntikan mi adalah dalam alat suntik tidak boleh ada gelembung udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar