Sabtu, 20 Oktober 2012

Pembinaan Kelompok Nelayan Desa Laiwui Obi

                                                   
I.          PENDAHULUAN

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan, pengolahan dan pemasaran ikan. Pada umumnya nelayan masih  mengalami ketergantungan teknologi penangkapan, dengan alat tangkap yang sederhana wilayah operasipun dibatasi hanya sekitar perairan pantai. Kemampuan untuk meningkatkan peralatan itu sangat dipengaruhi kondisi ekonomi seorang nelayan, sehingga nelayan membutuhkan suatu organisasi yang bisa membantu nelayan agar mendapatkan informasi  inovasi teknologi alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Salah satu kegiatan dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan, perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan agar dapat meningkatkan produksi perikanan dan pendapatan serta kesejahtaraan nelayan yang bergabung dalam organisasi kelompok, sehingga dibutuhkan kekompakan, iklim dan pembinaan agar tujuan dari kelompok nelayan dapat tercapai. 
Pelatihan dan Pembinaan kelompok  nelayan  di Desa Laiwui  Kecamatan Obi merupakan suatu proses penyebarluasan informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Halmahera Selatan.
Ucapan  terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan pelatihan dan pembinaan kelompok nelayan di Desa Laiwui Kecamatan Obi dapat berjalan lancar sesuai dengan harapannya.
·            Tujuan
Melakukan kegiatan Pelatihan dan Pembinaan kelompok nelayan di desa Laiwui Kecamatan Obi
·         Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pelatihan Dan Pembinaan  dilaksanakan selama 3 (tiga) Hari dimulai dari tanggal 27 s/d  29 September 2012
·         Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan  Pelatihan dan Pembinaan kelompok nelayan berada di rumah Kepala Desa Laiwui Bapak Ali La Dam, kegiatan diawali dengan melakukan survei ke pesisir desa guna mengidentifikasi masalah dan mendata kelompok nelayan yang ada di desa Laiwui, kemudian mengundang  pengurus dan anggota kelompok  nelayan untuk hadir dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan kelompok nelayan, kami juga mengundang aparat desa dan kepala resort perikanan desa Laiwui, pertemuan dimulai dengan penyampaian maksud dan tujuan tentang kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Kelompok Nelayan, adapun agenda kegiataan dimaksud adalah sebagai berikut :
-         Pendataan pengurus dan anggota kelompok nelayan serta mengevaluasi administrasi kelompok
-   Mendata informasi perkembangan komoditas perikanan yang antara lain : daftar kegiatan perikanan dan alat tangkap serta alat pendukung proses kegiatan produksi perikanan dan jenis komoditi yang dihasilkan.
-        Melakukan ceramah dan diskusi tentang manfaat kelompok serta cara berorganisasi yang baik dalam kelompok, dan teknik penangkapan ikan dasar menggunakan pancing tangan (handline) oleh bapak Soleman Djamal Kabid Kelembagaan dan Pelatihan BAPEL P3K Kab. Halmahera Selatan

II.       GAMBARAN UMUM

Desa Laiwui secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan. Dengan luas wilayah adalah 220 Ha yang secara admintratif berbatasan dengan
- Sebelah Utara                    : Laut Pulau Bisa
- Sebelah Selatan                  : Desa Buton
- Sebelah Barat                     : Desa Ake Gula
- Sebelah Timur                    : Desa Jikotamo

Secara geografis Desa Laiwui merupakan dataran rendah dengan ketinggtan 0 - 15 m dari permukaan Laut, dengan suhu berkisar antara 28° sampai dengan 32° C. Letaknya yang berbatasan dengan laut pulau bisa menjadikan daerah ini terlindung dari angin dan ombak sehingga aktivitas nelayan bisa berjalan lancar tanpa hambatan dari faktor alam. Mata pencaharian penduduk desa Laiwui beragam, yaitu tani, buruh tani, nelayan, karyawan, pensiunan, pedagang dan penjual jasa. Desa Laiwui sebagai desa ibu kota kecamatan  dan berbatasan langsung dengan laut, memiliki populasi nelayan yang cukup besar. Di desa Laiwui memiliki satu kelompok nelayan dengan peringkat pemula, nama kelompok nelayan ini adalah Rahmat Kurnia Bahari yang diketuai oIeh Judin Musa, anggotanya berjumlah 25 orang dengan kondisi anggota yang homogen  ditinjau dari segi" kepemilikan armada penangkapan.

III.    PERMASALAHAN

Masalah merupakan faktor yang dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor penyebab itu ada yang bersifaat perilaku dan ada juga yang bersifat non perilaku' jika terdapat masalah yang bersifat non perilaku, selanjutnya diidentifikasikan factor-faktor penyebab terjadinya masalah non perilaku tersebut sehingga akhimya bisa dirumuskan menjadi masalah yang bersifat perilaku. Namun, tidak semua masalah non perilaku dapat diubah menjadi masalah yang bersifat perilaku. Contoh
Masalah non perilaku
-              Penggunaan perahu motor pada usaha penangkapan ikan di Desa Laiwui, baru mencapai 40 %     dari jumlah nelayan yang ada di Desa tersebut.
Masalah perilaku
-    Lebih kurang 50% anggota kelompok nelayan belum memiliki manajemen keuangan usaha penangkapan yang baik. jika nelayan tersebut melaut dan memperoleh hasil tangkapan, ternyata belum terbiasa menyisihkan sebagian hasilnya untuk ditabung.
Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi nelayan, selain menganalisis keadaan, kami telah mewawancarai 7 orang Informan yakni Ketua Kelompok Nelayan, tiga anggota kelompok nelayan, dua isteri nelayan dan seorang aparat pemerintahan desa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi nelayan setempat adalah keterbatasan teknologi penangkapan keterbatasan armada penangkapan, sebagian besar armada yang digunakan bukan kepemilikan sendiri melainkan pinjam dengan ketentuan hasil yang didapat kemudian dibagi 50 % dengan pemilik armada. Juga masih ada beberapa oknum masyarakat yang melakukan penangkapan ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan seperti bom dan bius

IV.    PEMECAHAN MASALAH

Memberikan pemahaman tentang manajemen keuangan manakala hasil yang didapat melimpah, memberikan pemahaman tentang administrasi kelompok dan tata kelola organisasi kelompok yang baik, pelarangan penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan, juga mendorong masyarakat dan aparat pemerintahan desa untuk mengawasi penangkapan ikan dengan alat peledak dan bius, mengajak masyarakat nelayan untuk menggunakan teknologi perikanan yang lebih modern sehingga hasil yang didapat lebih banyak, mengajarkan cara penanganan ikan hasil tangkapan baik yang hidup maupun mati, mendorong kelompok untuk selalu berkoordinasi dengan kepala resort perikanan berkaitan dengan kebijakan Dinas Perikanan Kabupaten Halmahera Selatan.

V.       HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Laiwui yang berbatasan langsung dengan laut pulau bisa menjadikan daerah ini sangat aman untuk melakukan operasi penangkapan, hal ini harus di dukung oleh kebijakan yang memadai dari pemerintah daerah khususnya Dinas Perikanan,

VI.    KESIMPULAN  DAN SARAN

Kegiatan pelatihan dan pembinaan tidak akan berhasil mencapai tujuan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap  nelayan tanpa adanya perencanaan yang matang. Guna mencapai tujuan pelatihan dan pembinaan, maka perlu perencanaan program penyuluhan yang  disusun secermat mungkin dengan mempertimbangkan potensi daerah, potensi dan kebutuhan masyarakat nelayan serta peran kelembagaan sosial ekonomi yang berkembang di wilayah tersebut. Desa Laiwui  sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan laut memiliki sumber daya perikanan dan kelautan yang cukup potensial untuk dikelola dan dikembangkan guna  meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Adanya kelembagaan sosial ekonomi yang tumbuh dari masyarakat seperti Kelompok Nelayan Rahmat Kurnia Bahari dan Lembaga Perkreditan desa sangat mendukung kesuksesan pelaksanaan produksi perikanan tangkap di desa tersebut. Perencanaan program dimulai dengan kegiatan Identifikasi keadaan umum  daerah dan potensi yang dimiliki, kemudian dilakukan Identifikasi masalah, setelah masalah terinventarisir dilakukan penetapan tujuan berdasarkan prioritas masalah, dan kegiatan perencanaan dilanjutkan dengan cara pencapaian tujuan yang berisikan strategi implementasi, monitoring dan evaluasi kegiatan yang ditindak lanjuti dengan pelatihan dan pembinaan kelembagaan kelompok. Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar nelayan di desa Laiwui adalah lebih banyak ke arah manajemen usaha penangkapan dan pengelolaan hasil perikanan tangkapnya, dan keterbatasan armada. Dengan demikian, pelatihan dan pembinaan bagi kelompok nelayan di desa Laiwui diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan nelayan di bidang:
-          Manajemen usaha penangkapan
-          Manajemen pengelolan hasll tangkapan
-          Manajemen tata kelola kelembagaan kelompok nelayan

VII. PENUTUP

Demikian laporan ini kami buat sesuai dengan hasil kegiatan pelatihan dan pembinaan kelembagaan  kelompok nelayan di Desa Laiwui Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Halmahera Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar