I.
PENDAHULUAN
Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung
langsung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan, pengolahan
dan pemasaran ikan. Pada umumnya nelayan masih
mengalami ketergantungan teknologi penangkapan, dengan alat tangkap yang
sederhana wilayah operasipun dibatasi hanya sekitar perairan pantai. Kemampuan
untuk meningkatkan peralatan itu sangat dipengaruhi kondisi ekonomi seorang
nelayan, sehingga nelayan membutuhkan suatu organisasi yang bisa membantu
nelayan agar mendapatkan informasi
inovasi teknologi alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
nelayan.
Salah satu kegiatan dalam upaya peningkatan
kesejahteraan nelayan, perlu dilakukan pelatihan dan pembinaan agar dapat meningkatkan
produksi perikanan dan pendapatan serta kesejahtaraan nelayan yang bergabung
dalam organisasi kelompok, sehingga dibutuhkan kekompakan, iklim dan pembinaan
agar tujuan dari kelompok nelayan dapat tercapai.
Pelatihan dan Pembinaan kelompok nelayan
di Desa Laiwui Kecamatan Obi merupakan
suatu proses penyebarluasan informasi yang diperlukan dan berkembang selama
pelaksanaan pembangunan perikanan dan kelautan di Kabupaten Halmahera Selatan.
Ucapan terima
kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
kegiatan pelatihan dan pembinaan kelompok nelayan di Desa Laiwui Kecamatan Obi
dapat berjalan lancar sesuai dengan harapannya.
·
Tujuan
Melakukan kegiatan Pelatihan dan Pembinaan kelompok nelayan di desa Laiwui
Kecamatan Obi
·
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pelatihan Dan Pembinaan dilaksanakan selama 3 (tiga) Hari dimulai dari tanggal 27 s/d
29 September 2012
·
Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan Pelatihan dan
Pembinaan kelompok nelayan berada di rumah Kepala Desa Laiwui Bapak Ali La Dam,
kegiatan diawali dengan melakukan survei ke pesisir desa guna mengidentifikasi
masalah dan mendata kelompok nelayan yang ada di desa Laiwui, kemudian
mengundang pengurus dan anggota kelompok
nelayan untuk hadir dalam kegiatan
pelatihan dan pembinaan kelompok nelayan, kami juga mengundang aparat desa dan
kepala resort perikanan desa Laiwui, pertemuan dimulai dengan penyampaian
maksud dan tujuan tentang kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Kelompok Nelayan,
adapun agenda kegiataan dimaksud adalah sebagai berikut :
- Pendataan pengurus dan anggota kelompok nelayan
serta mengevaluasi administrasi kelompok
- Mendata informasi perkembangan komoditas
perikanan yang antara lain : daftar kegiatan perikanan dan alat tangkap serta
alat pendukung proses kegiatan produksi perikanan dan jenis komoditi yang
dihasilkan.
- Melakukan ceramah dan diskusi tentang manfaat
kelompok serta cara berorganisasi yang baik dalam kelompok, dan teknik
penangkapan ikan dasar menggunakan pancing tangan (handline) oleh bapak Soleman
Djamal Kabid Kelembagaan dan Pelatihan
BAPEL P3K Kab. Halmahera Selatan
II. GAMBARAN UMUM
Desa Laiwui secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Obi Kabupaten
Halmahera Selatan. Dengan luas wilayah adalah 220 Ha yang secara admintratif
berbatasan dengan
- Sebelah Utara :
Laut Pulau Bisa
- Sebelah Selatan :
Desa Buton
- Sebelah Barat :
Desa Ake Gula
- Sebelah Timur :
Desa Jikotamo
Secara geografis Desa Laiwui
merupakan dataran rendah dengan ketinggtan 0 - 15 m dari permukaan Laut, dengan
suhu berkisar antara 28° sampai dengan 32° C. Letaknya yang berbatasan dengan laut
pulau bisa menjadikan daerah ini terlindung dari angin dan ombak sehingga
aktivitas nelayan bisa berjalan lancar tanpa hambatan dari faktor alam. Mata
pencaharian penduduk desa Laiwui beragam, yaitu tani, buruh tani, nelayan,
karyawan, pensiunan, pedagang dan penjual jasa. Desa Laiwui sebagai desa ibu
kota kecamatan dan berbatasan langsung
dengan laut, memiliki populasi nelayan yang cukup besar. Di desa Laiwui memiliki
satu kelompok nelayan dengan peringkat pemula, nama kelompok nelayan ini adalah
Rahmat Kurnia Bahari yang diketuai oIeh Judin Musa, anggotanya berjumlah 25
orang dengan kondisi anggota yang homogen ditinjau dari segi" kepemilikan armada
penangkapan.
III. PERMASALAHAN
Masalah merupakan faktor yang dapat
menyebabkan tidak tercapainya tujuan. Faktor-faktor penyebab itu ada yang bersifaat
perilaku dan ada juga yang bersifat non perilaku' jika terdapat masalah yang
bersifat non perilaku, selanjutnya diidentifikasikan factor-faktor penyebab
terjadinya masalah non perilaku tersebut sehingga akhimya bisa dirumuskan
menjadi masalah yang bersifat perilaku. Namun, tidak semua masalah non perilaku
dapat diubah menjadi masalah yang bersifat perilaku. Contoh
Masalah non perilaku
-
Penggunaan perahu motor pada usaha penangkapan
ikan di Desa Laiwui, baru mencapai 40 % dari jumlah nelayan yang ada di Desa
tersebut.
Masalah perilaku
- Lebih kurang 50% anggota kelompok nelayan
belum memiliki manajemen keuangan usaha penangkapan yang baik. jika nelayan
tersebut melaut dan memperoleh hasil tangkapan, ternyata belum terbiasa
menyisihkan sebagian hasilnya untuk ditabung.
Untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi nelayan, selain menganalisis keadaan, kami telah mewawancarai 7 orang
Informan yakni Ketua Kelompok Nelayan, tiga anggota kelompok nelayan, dua isteri
nelayan dan seorang aparat pemerintahan desa. Hasil wawancara menunjukkan bahwa
permasalahan yang dihadapi nelayan setempat adalah keterbatasan teknologi
penangkapan keterbatasan armada penangkapan, sebagian besar armada yang
digunakan bukan kepemilikan sendiri melainkan pinjam dengan ketentuan hasil
yang didapat kemudian dibagi 50 % dengan pemilik armada. Juga masih ada
beberapa oknum masyarakat yang melakukan penangkapan ikan dengan cara yang
tidak ramah lingkungan seperti bom dan bius
IV. PEMECAHAN MASALAH
Memberikan pemahaman tentang manajemen
keuangan manakala hasil yang didapat melimpah, memberikan pemahaman tentang
administrasi kelompok dan tata kelola organisasi kelompok yang baik, pelarangan
penggunaan bahan peledak dalam menangkap ikan, juga mendorong masyarakat dan
aparat pemerintahan desa untuk mengawasi penangkapan ikan dengan alat peledak
dan bius, mengajak masyarakat nelayan untuk menggunakan teknologi perikanan
yang lebih modern sehingga hasil yang didapat lebih banyak, mengajarkan cara
penanganan ikan hasil tangkapan baik yang hidup maupun mati, mendorong kelompok
untuk selalu berkoordinasi dengan kepala resort perikanan berkaitan dengan
kebijakan Dinas Perikanan Kabupaten Halmahera Selatan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Laiwui yang berbatasan langsung
dengan laut pulau bisa menjadikan daerah ini sangat aman untuk melakukan
operasi penangkapan, hal ini harus di dukung oleh kebijakan yang memadai dari
pemerintah daerah khususnya Dinas Perikanan,
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Kegiatan pelatihan dan pembinaan tidak
akan berhasil mencapai tujuan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap nelayan tanpa adanya perencanaan yang
matang. Guna mencapai tujuan pelatihan dan pembinaan, maka perlu perencanaan
program penyuluhan yang disusun secermat
mungkin dengan mempertimbangkan potensi daerah, potensi dan kebutuhan
masyarakat nelayan serta peran kelembagaan sosial ekonomi yang berkembang di wilayah
tersebut. Desa Laiwui sebagai wilayah
yang berbatasan langsung dengan laut memiliki sumber daya perikanan dan
kelautan yang cukup potensial untuk dikelola dan dikembangkan guna meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Adanya kelembagaan sosial ekonomi yang tumbuh dari masyarakat seperti Kelompok
Nelayan Rahmat Kurnia Bahari dan Lembaga Perkreditan desa sangat mendukung
kesuksesan pelaksanaan produksi perikanan tangkap di desa tersebut. Perencanaan
program dimulai dengan kegiatan Identifikasi keadaan umum daerah dan potensi yang dimiliki, kemudian
dilakukan Identifikasi masalah, setelah masalah terinventarisir dilakukan
penetapan tujuan berdasarkan prioritas masalah, dan kegiatan perencanaan
dilanjutkan dengan cara pencapaian tujuan yang berisikan strategi implementasi,
monitoring dan evaluasi kegiatan yang ditindak lanjuti dengan pelatihan dan
pembinaan kelembagaan kelompok. Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar
nelayan di desa Laiwui adalah lebih banyak ke arah manajemen usaha penangkapan
dan pengelolaan hasil perikanan tangkapnya, dan keterbatasan armada. Dengan
demikian, pelatihan dan pembinaan bagi kelompok nelayan di desa Laiwui
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan nelayan
di bidang:
-
Manajemen usaha penangkapan
-
Manajemen pengelolan hasll tangkapan
-
Manajemen tata kelola kelembagaan kelompok
nelayan
VII. PENUTUP
Demikian laporan ini kami buat sesuai dengan hasil kegiatan
pelatihan dan pembinaan kelembagaan
kelompok nelayan di Desa Laiwui Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera
Selatan sebagai bahan pertanggung jawaban kepada Kepala Badan Pelaksana
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Halmahera Selatan.